Sebenarnya agak aneh apabila ditemukan postingan tentang jalan-jalan di blog gw ini. Secara gw bukanlah tergolong anak pecinta alam atau traveler-backpacker sejati yang kerjaannya memang "jalan-jalan". Tapi berhubung blog gw sudah mulai penuh akan sarang laba-laba dan gw sedang ingin menulis sesuatu, maka jadilah tulisan ini.
Curug Malela
Curug itu apa sih? Sejujurnya gw yang lahir dan gede di ibukota memang ga paham apa itu curug. Lantas berhubung gw kuliah di Bandung dan pada akhirnya menetap disana maka istilah curug pun paham juga.
Curug itu merupakan bahasa sunda yang artinya Air Terjun. Nah boleh dikatakan yang akan kita bahas disini adalah Air Terjun Malela.
Salahkan Sangkuriang yang telah membuat gunung tangkuban perahu. Bandung pun selayaknya mangkuk yang dikelilingi oleh pegunungan. Maka jangan heran apabila di Bandung terdapat cukup banyak curug yang eksotis. Salah satu nya adalah Curug Malela.
Curug Malela terletak di kecamatan Gunung Halu Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Kita dapat menempuh jarak sekitar 75km apabila melakukan perjalanan dari Kota Cimahi. Cukup jauh memang, ditambah dengan ruas jalan yang kurang baik tentu membuat perjalanan kita semakin penuh akan perjuangan.
Menuju kesana tergolong mudah karena kita akan menemukan papan penunjuk bertuliskan "Curug Malela" di sepanjang perjalanan apabila kita start di pertigaan Batujajar Cimareme Padalarang Bandung Barat.
Seketika perjalanan tinggal 10km lagi, kita langsung dihadapi oleh jalan off road berbatuan. Tidak hanya batu, kubangan lumpur sisa hujan pun seakan-akan menambah warna perjalanan kita ini. Sangat disarankan untuk setidaknya melakukan pengecekan terhadap kondisi kendaraan kita sebelum berangkat. Entah mengapa dinas terkait seperti masih belum bergerak padahal mungkin curug malela bisa menjadi salah satu lokasi wisata favorit apabila akses jalan nya dipermudah.
Curug Malela ini kurang cocok ditempuh dengan menggunakan mobil pribadi karena memang jalanan berbatu nya cukup panjang. Otomatis motor menjadi pilihan paling memungkinkan.
Belum lagi ketika kita sampai di tempat parkir, kita diharuskan melanjutkan perjalanan sejauh 2 km dengan berjalan kaki menuruni tangga plus menuruni jurang terjal yang sensasi nya seperti naik gunung saja. Sungguh penuh perjuangan.
Ungkapan "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian." dan "Indah pada waktunya." seperti cocok menggambarkan perjalanan kita menuju lokasi. Mungkin boleh jadi kita ingin menyerah saja di tengah perjalanan, namun apabila kita telah sampai, rasanya semua keluh kesah kita langsung terobati.
Derasnya air terjun yang menghujam sungai. Beningnya air mengalir yang membasahi bebatuan yang besar. Ditambah rindang nya pemandangan yang ada di sekeliling. Rasa-rasanya ingin merebahkan saja diri ini diatas batu yang paling besar sambil ditemani deruan air terjun, kicauan burung-burung, dan merdunya seruling kabayan. Surga!!
Jangan berharap adanya tempat makan bertebaran di lokasi. Kita diharuskan membawa sendiri bekal makan siang kita. Sensasi nya luar biasa. Makan bersama teman-teman dengan berlatar belakang air terjun. Wow!!
Tentu kita punya adab untuk tidak mengotori alam, lebih-lebih membuang sampah sembarangan. Mencintai lingkungan adalah merupakan bentuk kita bersyukur akan indahnya alam.
Tiket retribusi sebesar 5 ribu rupiah ditambah ongkos parkir sebesar 2 ribu rupiah menjadikan Curug Malela sebagai lokasi wisata yang ekonomis dan penuh akan petualangan.
Disediakan beberapa saung sebagai tempat kita beristirahat. Ada pula mushola dan kamar mandi untuk membersihkan diri.
Masih banyak curug yang ada di Bandung, namun katanya Curug Malela lah yang terbesar. Segera lah Anda buktikan tulisan saya ini. Musim kemarau adalah waktu yang tepat untuk berkunjung. Karena apabila musim penghujan tiba, bisa dibayangkan semakin sulitnya medan jalan yang akan dilalui.
Indonesia luas. Indonesia indah. Rasa-rasanya tidak akan cukup waktu kita untuk mengelilingi nya.
Apa sih anjg gaje
BalasHapus